Senin, 18 Desember 2017

AKU DI PERKOSA SOPIR PRIBADI KU


HANYA DI LEXUSPOKER 6 BONUS DALAM 1 ID
 
BBM :DE160B54


SMS :+85581964071
WHATSAPP:+85581964071

Untuk info lebih lanjut, anda dapat menghubungi operator kami yang bertugas 24/7 via livechat atau BBM yang tertera pada website Lexuspoker.net -BONUS NEW MEMBER
-BONUS ROLINGAN 0.5%
-BONUS KAGET
-BONUS REFERAL 10%-20%
-BONUS JACKPOT 10%
-BONUS CASH BACK BULANAN

 MEMEK KU PERIH
MEMEK KU PERIH


AGEN POKER -  Namaku Winie, umurku telah 35 th. dengan dua orang anak yang telah beranjak dewasa. Waktu menikah umurku masih tetap 19 th. serta saat ini anakku yang paling tua telah berusia 15 th. lagi tengah yang bungsu berusia 13 th.. Kedua anakku disekolahkan diluar negeri segala hingga dirumah cuma saya serta su`mi dan dua orang pembantu yang cuma bekerja bagi bersihkan perlengkapan tempat tinggal dan kebun, sesaat mendekati senja mereka pulang.VIDEO SEX AKU DENGAN SOPIR KU

POKER UANG ASLI - Suamiku jadi seseorang usahawan mempunyai berapa usaha didalam serta luar negri. Kesibukannya buat suamiku senantiasa tidak sering ada dirumah. Apabila suamiku ada dirumah cuma bagi istirahat serta tidur lagi tengah pagi-pagi sekali dia telah kembali leyap dalam pandangan mataku. Hari-hariku sebelumnya anakku yang bungsu menyusul kakaknya yang telah lebih dahulu menuntut pengetahuan diluar negeri merasa mengasyikkan karna ada saja yang bisa kukerjakan, tak tahu itu bagi mengantarkannya ke sekolah maupun membantunya dalam pelajaran. Namun sejak tiga bln. sesudah anakku ada diluar negeri hari-hariku merasa sepi serta bikin jadi bosan. Ditambah lagi apabila suamiku lagi tengah pergi dengan masalah bisnisnya yang ada diluar negeri, dapat meninggalkan saya hingga 2 mingguan lamanya.

AGEN POKER TERPERCAYA - Saya tak sempat ikut serta masalah bisnisnya itu hingga hari-hariku kuisi dengan berjalan-jalan ke mall maupun pergi ke salon serta kadang-kadang jalankan senam. Hingga satu hari kesepianku beralih keseluruhan karna supirku. Satu hari setibanya dirumah dari tempatku senam supirku tanpa ada kuduga memperkosaku.

Seperti umumnya demikian saya tiba didalam tempat tinggal, saya segera buka pintu mobil serta segera masuk kedalam tempat tinggal serta melangkahkan kakiku menaiki anak tangga yang melingkar menuju lantai dua di mana kamar paling utama ada. Demikian kubuka pintu kamar, saya segera melemparkan tasku ke bangku yang berada di dekat pintu masuk serta saya segera melepas baju senamku yang berwarna hitam sampai tinggal BH serta celana dalam saja yang masih tetap menempel pada badanku. Saat saya jalan akan masuk ruangan kamar mandi saya melalui tempat rias kaca milikku. Sebentar saya lihat badanku ke cermin serta lihat badanku sendiri, kulihat betisku yang masih tetap kencang serta berupa menyerupai perut padi, lantas mataku mulai berpindah lihat pinggulku yang besar seperti bentuk gitar dengan pinggang yang kecil lalu saya menyampingkan badanku sampai pantatku tampak masih tetap menonjol dengan kencangnya.

Lalu kuperhatikan sisi atas badanku, buah dadaku yang masih tetap diselimuti BH tampak terang lipatan sisi tengah, tampak cukup padat diisi dan, “Ouh.. ngapain anda disini! ” sedikit terperanjat saat saya lagi tengah asik-asyiknya memandangi kemolekan badanku sendiri mendadak saja kulihat dari cermin ada kepalanya supirku yang rupanya lagi tengah berdiri di bibir pintu kamarku yang barusan lupa kututup.

“Jangan ngeliatin.. sana cepet keluar! ” bentakku dengan geram sembari menutupi sisi badanku yang terbuka.
Tetapi supirku bukannya mematuhi perintahku jadi kakinya ambil langkah maju satu untuk satu masuk dalam kamar tidurku.
“Aris.. Saya telah menyebutkan cepat keluar! ” bentakku sekali lagi dengan mata melotot.
“silakan ibu teriak sekuatnya, hujan diluar bakal melenyapkan nada ibu! ” ucapnya dengan matanya memandang tajam padaku.
Sekilas kulihat celah jendela yang ada di sampingku serta nyatanya benar-benar hujan lagi tengah turun dengan lebat, benar-benar ruangan kamar tidurku cukup rapat jendela-jendelanya sampai hujan turun juga takkan terdengar cuma saja diluar sana kulihat dedaunan serta ranting pohon bergoyang tertiup angin ke sana kemari.

Detik untuk detik badan supirku makin dekat serta senantiasa ambil langkah menghampiriku. Merasa jantungku makin berdetak kencang serta badanku makin menggigil karena itu. Saya juga mulai mundur teratur selangkah untuk selangkah, saya tidak paham mesti melakukan perbuatan apa sementara itu hingga pada akhirnya kakiku tersudut oleh bibir ranjang tidurku.
“Mas.. janganlah! ” kataku dengan nada gemetar.
“Hua.. ha.. ha.. ha..! ” nada tawa supirku sementara melihatku mulai kepepet.
“Jangan..! ” jeritku, demikian supirku yang telah berjarak satu meteran dariku menerjang badanku sampai badanku segera terpental jatuh diatas ranjang serta dalam berapa detik lalu badan supirku segera menyusul jatuh menindih badanku yang kepandaianng.

POKER UANG ASLI - Saya senantiasa berupaya meronta sementara supirku mulai menggerayangi badanku dalam himpitannya. Perlawananku yang terus-menerus dengan memakai ke-2 tangan serta ke-2 kakiku bagi menendang-nendangnya senantiasa buat supirku juga kerepotan sampai susah bagi berupaya menciumi saya hingga saya berhasil terlepas dari himpitan badannya yang besar serta kekar itu. Demikian saya memperoleh peluang bagi mundur serta menjauh dengan membalikkan badanku serta berupaya merangkak tapi saya masih tetap kalah cepat dengannya, supirku berhasil menangkap celana dalamku sembari menariknya sampai badanku juga jatuh terbawa ke tepi ranjang kembali serta celana dalam putihku tertarik sampai bongkahan pantatku terbuka. Namun saya senantiasa berupaya kembali merangkak ke tengah ranjang bagi menjauhinya. Lagi-lagi saya kalah cepat dengan supirku, dia berhasil menangkap badanku kembali tapi belum juga pernah saya bangkit serta berupaya merangkak sekali lagi, mendadak saja pinggulku merasa kejatuhan benda berat sampai tidak bisa bergerak sekali lagi.

Aris.. Janganlah.. janganlah.. mas.. ” kataku berkali-kali sembari terisak nangis.
Rupanya supirku telah kesurupan serta lupa siapa yang lagi tengah ditindihnya. Sesudah lihat badanku yang telah mulai kecapaian serta kehabisan tenaga lantas supirku dengan sigapnya menggenggam lengan kananku serta menelikungnya kebelakan badanku begitu juga lengan kiriku yang lalu dia mengikat ke-2 tanganku kuat-kuat, tak tahu dengan apa dia mengikatnya. Kemudian badannya yang masih tetap ada diatas badanku berputar-putar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku digenggamnya kuat-kuat lantas ditariknya sampai menekuk. Lantas kurasakan pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Kemudian kaki kiriku yang memperoleh giliran diikatkannya dengan kaki kananku.

 “Aris.. Janganlah.. janganlah.. mas.. ” kataku berulang kali sembari terisak nangis.
Rupanya supirku telah kesurupan serta lupa siapa yang tengah ditindihnya. Sesudah lihat badanku yang telah mulai kecapaian serta kehabisan tenaga selanjutnya supirku dengan sigapnya menggenggam lengan kananku serta menelikungnya kebelakan badanku demikian halnya lengan kiriku yang lalu dia mengikat ke-2 tanganku kuat-kuat, tak tahu dengan apa dia mengikatnya. Kemudian badannya yang masih tetap ada diatas badanku berputar-putar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku digenggamnya kuat-kuat selanjutnya ditariknya sampai menekuk. Lalu kurasakan pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Kemudian kaki kiriku yang memperoleh giliran diikatkannya dengan kaki kananku.

“Saya pingin mencicipi ibu.. ” bisiknya dekat telingaku.
“Sejak pertama kalinya saya melamar jadi supir ibu, saya telah inginkan memperoleh peluang seperti saat ini. ” tukasnya sekali lagi dengan nada nafas yang telah memburu.
“Tapi saya majikan anda Ris.. ” kataku coba mengingatkan.
“Memang benar bu.. namun itu saat jam kerja, saat ini telah jam 7 malam bermakna saya telah bebas pekerjaan.. ” balasnya sembari melepas ikatan tali BH yang kukenakan.
“Hhh mm uuhh, ” desah nafasnya penuhi telingaku.
“Tapi malam hari ini Bu Winie mesti ingin melayani saya, ” tukasnya sembari selalu mendengus-denguskan hidungnya di sekitar telingaku sampai badanku merinding serta geli.

Sesudah supirku melepas bajunya sendiri selanjutnya badanku dibaliknya sampai kekuatanng. Aku bisa lihat badan polosnya itu. Tidak lama lalu supirku menarik kakiku hingga pahaku menempel pada perutku selanjutnya mengikatkan tali sekali lagi pada perutku. Badanku lalu digendongnya serta dibawanya ke sudut sisi kepala ranjang selanjutnya dipangkunya diatas ke-2 kaki yang diselonjorkan, serupa anak wanita yang badannya tengah dipeluk ayahnya. Tangan kirinya menahan pundakku maka kepalaku bertumpu pada dadanya yang bagian serta tampak otot dadanya berwujud serta kencang sedang tangan kanannya meremasi kulit pinggul, pahaku serta pantatku yang kencang serta putih bersih itu.

“Aris.. janganlah Ris.. janganlah! ” ucapku berulang kali dengan suara terbata-bata coba mengingatkan fikirannya.
Tetapi Aris, supirku tdk memperdulikan perkataanku demikian sebaliknya dengan senyum penuh nafsu selalu saja meraba-raba pahaku.
“Ouh.. zzt.. Euh.. ” desisku panjang dengan badan menegang menahan geli dan seperti terserang setrum selagi kurasakan tangannya melewati belahan ke-2 pahaku.
Terlebih telapak serta jemari tangannya berhenti pas di tengahnya lipatan pahaku.
“Mass.. Eee” rintihku lebih panjang sekali lagi dengan bergetar sembari memejapkan mata saat kurasakan jemarinya mulai mengusap-usap belahan bibir vaginaku. Tangan Mas Aris selalu menyentuh serta bergerak dari bawah ke atas selanjutnya kembali turun sekali lagi serta kembali pada atas sekali lagi dengan perlahan-lahan hingga sekian kali. Lalu mulai sedikit menghimpit sampai ujung telunjuknya terbenam dalam lipatan bibir vaginaku yang mulai merasa berdenyut-denyut, gatal serta geli.

Tangannya yang selalu meraba serta menggelitik-gelitik sisi dalam bibir vaginaku buat birahiku jadi naik dengan cepatnya, terlebih telah cukup lama badanku tdk sempat memperoleh kehangatan sekali lagi dari suamiku yang senantiasa repot serta repot. Tak tahu siapa yang mulai duluan selagi fikiranku tengah melayang-layang kurasakan bibirku telah beradu dengan bibirnya sama-sama berpagut mesra, menjilat, mengecup, mengisap liur yang keluar dari dalam mulut semasing.

“Ouh.. Winie.. wajahmu cukup merangsang sekali Winie..! ” ucapnya dengan nafasnya yang jadi lebih memburu itu.
Sesudah berkata demikian badanku ditarik sampai buah dadaku yang menantang itu pas pada mukanya serta lalu, “Ouh.. mas.. ” rintihku panjang dengan kepala menengadah kebelakan menahan geli bercampur nikmat yang tidak ada henti sesudah mulutnya dengan segera memagut buah dadaku yang ranum itu. Kurasakan mulutnya menyedot, memagut, bahkan juga menggigit-gigit kecil punting susuku sembari sekali-kali menarik-narik dengan giginya.

Tak tahu kenapa perasaanku selagi itu seperti takut, ngeri bahkan juga sebal bercampur aduk didalam hati, tetapi ada perasaan nikmat yang mengagumkan sekali seolah-olah ada suatu hal yang sempat lama hilang saat ini kembali datang merasuki badanku yang tengah dalam kondisi tdk berdaya serta pasrah. “Bruk.. ” mendadak tangan Mas Aris melepas badanku yang tengah asik-asyiknya saya nikmati sedalam-dalamnya badanku yang tengah melambung serta melayang itu sampai badanku terjatuh diatas ranjang tidurku. Tidak berapakah lama lalu kurasakan sisi bibir vaginaku dilumat dengan buas seperti orang yang kelaparan. Memperoleh serangan sesuai sama itu badanku segera menggelinjang-gelinjang serta rintihan dan erangan suaraku jadi lebih meninggi menahan geli bercampur nikmat hingga kepalaku bergerak menggeleng ke kanan serta ke kiri berulang kali. Cukup lama mulutnya mencumbu serta melumati bibir vaginaku terlebih-lebih di bagian atas lubang vaginaku yang paling peka itu.

“Aris.. telah.. telah.. ouh.. ampun Aar.. riss.. ” rintihku panjang dengan badan yang mengejang-ngejang menahan geli yang menggelitik bercampur nikmat yang mengagumkan berasa selagi itu. Lalu kurasakan tangannya juga mulai rebutan dengan bibirnya. Kurasakan jarinya dicelup kedalam lorong kecil kemaluanku serta mengorek-ngorek isi dalamnya.
“Ouh.. Ris.. ” desisku nikmati alur permainannya yang selalu jelas belum juga sempat kudapatkan bahkan juga dengan suamiku sendiri.
“Sabar Win.., saya gemar sekali dengan lendirmu sayang! ” nada supirku yang 1/2 bergumam sembari selalu menjilat serta mengisap-hisap tanpa ada hentinya hingga sebagian menit sekali lagi lamanya.
Sesudah suka mulutnya bermain serta berteman dengan bibir kemaluanku yang montok itu si Aris selanjutnya mendekati wajahku sembari meremas-remas buah dadaku yang ranum serta kenyal itu.

“Bu Winie.., saya entot saat ini ya.. sayang.. ” bisiknya lebih perlahan sekali lagi dengan nafas yang telah mendesah-desah. “Eee.. ” pekikku demikian kurasakan di belahan pangkal pahaku ada benda yang cukup keras serta besar memojokkan-desak 1/2 memaksa masuk belahan bibir vaginaku.
“Tenang sayang.. tenang.. dikit sekali lagi.. dikit sekali lagi.. ”
“Aah.. sak.. kiit..! ” jeritku keras-keras menahan ngilu yang sangat sangatlah hingga merasa duburku berdenyut-denyut menahan ngilunya. Pada akhirnya batang penis supirku terbenam sampai dalam dibalut oleh lorong kemaluanku serta tertekan oleh bibir vaginaku.

Sebagian selagi lamanya, supirku dengan berniat, penisnya cuma didiamkan saja tdk bergerak selanjutnya sebagian selagi sekali lagi mulai merasa didalam liang vaginaku penisnya ditarik keluar perlahan serta kemudian didorong masuk sekali lagi, dengan juga perlahan sekali seolah-olah pingin nikmati gesekan-gesekan pada dinding-dinding lorong yang rapat serta merasa bergerenjal-gerenjal itu. Semakin lama pergerakannya jadi lebih cepat serta cepat maka badanku jadi lebih berguncang dengan hebatnya hingga, “Ouhh.. ”
Mendadak nada supirku serta suaraku sama-sama beradu nyaring sekali serta panjang lengkingannya dengan dibarengi badanku yang kaku serta segera lemas seperti tanpa ada tulang berasa. Begitu halnya badan supirku yang segera terhempas kesamping badanku.

“Sialan anda Ris! ” ucapku memecah kesunyian dengan suara marah.
Sesudah sebagian lama saya melepas capek serta nafasku telah mulai tenang serta teratur kembali.
“Kamu hilang ingatan Ris, anda sudah memperkosa istri majikanmu sendiri, tau! ” ucapku sekali lagi sembari melihat badannya yang masih tetap terkulai di samping sisiku.
“Bagaimana apabila saya hamil kelak? ” ucapku sekali lagi dengan suara jengkel.
“Tenang Bu Winie.., saya masih tetap miliki pil anti hamil, Bu Winie. ” ucapnya dengan tenang.
“Iya.. namun kan telah telat! ” balasku dengan sinis serta ketus.
“Tenang bu.. tenang.. tiap-tiap pagi ibu kan senantiasa minum air putih serta sepanjang dua hari terlebih dulu saya senantiasa mencampurkan dengan obatnya jadi Bu Winie tidak usah cemas bakalan hamil bu, ” ucapnya tambah lebih tenang sekali lagi.
“Ouh.. jadi anda telah merencanakannya, sialan anda Ris.. ” ucapku dengan terperanjat, nyatanya diam-diam supirku telah lama merencanakannya.
“Bagaimana Bu Winie..? ”
“Bagaimana apanya? Saat ini anda lepasin saya Ris.. ” kataku masih tetap dengan suara jengkel serta gemas.
“Maksudnya, barusan saat di Entotin enak kan? ” tanyanya sekali lagi sembari membelai rambutku.
Wajahku segera merah padam mendengar apa yang barusan disampaikan oleh supirku, tetapi dalam hati kecilku tidak bisa kupungkiri meskipun barusan dia telah memperkosa serta menjatuhkan derajatku jadi majikannya, tetapi saya sendiri ikut menikmatinya bahkan juga saya sendiri rasakan organsime 2 x.

 “Kok ngak dijawab sih! ” bertanya supirku sekali lagi.
“Iya.. iya, namun saat ini lepasin talinya dong Aris! ” kataku dengan menggerutu karna tanganku udah pegal serta kaku.
“Nanti saja yach! Saat ini kita mandi dahulu! ” ucapnya sembari segera menggendong badanku serta membawa ke kamar mandi yang ada di samping tempat ranjangku. Badanku yang masih tetap lemah lunglai dengan ke-2 tangan serta kakiku yang masih tetap terikat itu di letakkan diatas lantai keramik berwarna krem muda yang dingin pas dibawah pancuran shower yang bergantung pada dinding. Kemudian supirku menyalakan lampu kamar mandiku serta menyalakan kran air sampai badanku basah oleh guyuran air dingin yang turun dari atas pancuran shower itu. Melihat badanku yang udah basah serta tampak mengkilat oleh pantulan lampu kamar mandi lantas Aris supirku berjongkok dekatku serta selanjutnya duduk di sampingku sampai badannya juga ikut basah oleh air yang turun dari atas.

Mata supirku yang memandangiku seperti tampak beda dari umumnya, dia mulai menyeka rambutku yang basah ke belakang dengan penuh sayang seperti tengah menyayang seseorang anak kecil. Lantas diambilnya sabun Lux cair yang berada di dalam botol serta menumpahkan pada badanku lantas dia mulai menggosoki badanku dengan telapak tangannya. Pinggulku, perutku lantas naik ke atas sekali lagi ke buah dadaku kiri serta selanjutnya ke buah dadaku yang kanan. Tangannya yang merasa kasar itu selalu menggosok-gosok serta menggosok-gosok sembari bergerak berputar-putar seperti tengah memoles mobil dengan cairan kits. Sesekali dia meremas dengan lembut buah dada serta punting susuku sampai saya berasa geli dibuatnya, lantas naik sekali lagi diatas buah dadaku, pundakku, leherku lantas ke bahuku, selanjutnya turun sekali lagi ke lenganku.
“Ah.. mas.. ” pekikku waktu tangannya kembali turun serta turun sekali lagi sampai telapak tangannya tutup bibir vaginaku.
Kurasakan telapak tangannya menggosoki bibir vaginaku naik turun serta selanjutnya membelah bibir vaginaku dengan jemari tangannya yang lincah serta cekatan serta kembali menggosokikannya sampai sabun Lux cair itu jadi makin berbusa.

Sesudah memandikan badanku lantas dia juga membersihkan badannya sendiri sembari membiarkan badanku tetaplah bertumpu dibawah pancuran shower. Selesai bersihkan tubuh, supirku lantas menggendongku keluar kamar mandi serta menghempaskan badanku yang masih tetap basah itu ke atas kasur tanpa ada melap badanku terlebih dulu.
“Saya dapat bawakan makanan kesini yach! ” ucapnya sembari supirku melilit handuk yang umum kupakai kepinggangnya lantas ngeloyor ke luar kamarku tanpa ada pernah bagi saya bicara. Sudah tiga th. lebih saya tidak sempat rasakan kehangatan yang sekian mencapai puncak, karna keegoisan suamiku yang selamanya repot dengan pekerjaan. Memanglah dalam soal keuangan saya tidak sempat kekurangan. Apa pun yang saya ingin tentu kudapatkan, tetapi bagi masalah keharusan suami pada istrinya udah lama tidak kudapatkan sekali lagi.

Tak tahu kenapa perasaanku sekarang ini seperti ada rasa tengah, senang atau.. tak tahu apalah namanya. Yang tentu hatiku yang sampai kini merasa berat serta jemu hilang demikian saja walau dalam hati kecilku juga berasa malu, tidak suka, sebal serta jengkel. Supirku cukup lama meninggalkan diriku sendirian, tetapi saat kembali rupanya dia membawakan masakan nasi goreng dengan telor yang masih tetap hangat dan satu gelas minuman kesukaanku. Lantas badanku disandarkan pada teralis ranjang.
“Biar saya yang suapin Bu Winie yach! ” ucapnya sembari menyodorkan sesendok nasi goreng yang dibuatnya.
“Kamu yang masak Ris! ” tanyaku menginginkan tahu.
“Iya, lantas siapa sekali lagi yang masak bila bukan hanya saya, kan dirumah hanya tinggal kita berdua, si Wati kan telah saya suruh pulang duluan sebelumnya hujan barusan turun! ” kata supirku.
“Ayo dicicipi! ” ujarnya sekali lagi.

Awalnya saya sangsi bagi mencicipi nasi goreng bikinannya, tetapi perutku yang memanglah udah merasa lapar, pada akhirnya kumakan juga sesendok untuk sesendok. Tidak kusangka nasi goreng bikinannya cukup lumanyan juga rupanya. Tanpa ada merasa nasi goreng di piring bisa kuhabisi juga.
“Bolehkan saya menyebut Bu Winie dengan sebutan mbak? ” tanyanya sembari membersihkan mulutku dengan tissue.
“Boleh saja, memanglah mengapa? ” tanyaku.
“Engga apa-apa, agar enak saja kedengaran di kupingnya. ”

Kalau saya bisa manggil Mbak Winie, bermakna Bu Winie eh.. salah tujuannya Mbak Winie, panggil saya Bang saja yach! ” celetuknya memohon.
“Terserah anda saja ” kataku.
“Sudah tidak raih sekali lagi kan Mbak Winie! ” sahut supirku.
“Memang mengapa!? ” tanyaku.
“Masih kuatkan? ” tanyanya sekali lagi dengan senyum binal sembari mulai meraba-raba badanku kembali.
Aku tidak berikan jawaban sekali lagi, cuma menunduk malu, barusan saja saya diperkosanya jadi membuatku senang disetubuhinya terlebih bagi tahap yang ke-2 kataku dalam hati. Sebenarnya saya tidak ikhlas badanku diperkosanya tetapi saya tidak sanggup bagi menampik permintaannya yang buat badanku bisa melayang di udara seperti dahulu waktu saya pertama kalinya menikah dengan suamiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar